Sabtu, 07 Januari 2012

Budidaya Cabai dalam Pot atau Polybag

Kebiasaan banyak orang disekitar kita lebih senang menanam tanaman hias di pekarangan rumah, tanaman hias hanya bermanfaat bagi penghijauan dan hanya dapat dinikmati sebatas keindahan mata kita memandang. Akan tetapi budidaya cabai dalam pot atau polybag dapat memberikan kesan hijau, sejuk, indah, dan selain itu jika kita lihat dari segi manfaat dan dari segi ekonomi budidaya cabai dalam pot atau polybag dapat membantu kebutuhan ekonomi keluarga, buah cabai yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan dapur, dan tidak menutup kemungkinan hal ini bisa dijadikan peluang usaha sebagai sumber penghasilan, walaupun melakukan budidaya cabai dalam pot atau polybag kalau memang ditekuni bisa saja menjadi peluang usaha kecil-kecilan.

Setidaknya saat panen kita bisa menjualnya ke tetangga sekitar kita.Pada artikel sebelumnya telah dibahas tentang budidaya cabai dalam skala besar atau budidaya cabai di area lahan yang luas. (silahkan baca selengkapnya di Budidaya Cabai Rawit).

Nah untuk Anda yang memang tidak memiliki pekarangan yang luas alangkah baiknya Anda mencoba budidaya cabai dalam pot atau polybag, karena budidaya cabai dalam pot atau polybag tidak perlu membutuhkan area pekarangan yang begitu luas.

Berikut akan kami bahas cara budidaya cabai dalam pot atau polybag:

Persiapan Bibit

Bibit merupakan faktor yang paling menentukan dalam budidaya suatu tanaman. Meskipun pemeliharaan telah dilakukan secara maksimal, tetapi tidak akan memperoleh hasil yang optimal kalau bibit yang ditanam dari benih yang kurang baik. Untuk memperoleh benih yang baik adalah:

  1. Pilih buah cabai yang sehat, lebih besar dari yang lainnya dan matang sempurna. 
  2. Buang bagian pangkal dan ujungnya. 
  3. Sayat bagian buah yang tersisa, kemudian ambil bijinya. 
  4. Jemur ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama tiga hari. 

Langkah berikutnya adalah menyemai benih yang sudah kering untuk dijadikan bibit. Kegiatan menyemai ini diawali dengan merendam benih dengan air hangat selama kurang lebih 30 menit.

Benih yang masih mengapung setelah sehari semalam direndam harus dibuang, karena benih tersebut pertumbuhannya tidak akan maksimal. Untuk benih yang tenggelam bungkus dengan kain basah dan biarkan sehari semalam lagi. Keesokan harinya benih baru disemaikain.

Persemaian harus disiapkan bersamaan dengan kegiatan merendam benih. Media yang digunakan berupa tanah gembur yang dicampur pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan sama banyak. Masukan media persemaian ke dalam plastik es yang diameternya 3-5 cm dan untuk tingginya cukup 6 cm saja (atau bisa disesuaikan). Selanjutnya, semaikan benih satu per satu. Atasnya tutup dengan media, tipis saja, supaya benih tidak terlihat. Selama benih belum tumbuh kondisi media harus selalu lembab dan waspada terhadap pencurian benih yang dilakukan semut atau serangga lainnya. Benih siap untuk dijadikan bibit dan dipindahtanamkan apabila sudah memiliki empat helai daun sempurna.

Media Tanam

Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Dari media tanam ini tanaman menyerap makanan yang berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam supaya terjadi pemadatan media yang sempurna. Media yang baik untuk digunakan terdiri dari tanah gembur atau top soil, kompos, dan sekam padi dengan perbandingan volume sama banyak. Aduk ketiga bahan tadi sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot atau polybag yang memiliki diameter minimal 30 cm.

Bahan-bahan di atas memiliki fungsi yang berbeda, namun satu sama lain saling mendukung. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar dengan prinsip pertukaran kation. Sekam gunanya untuk menampung/mengikat air dalam tanah, sedangkan kompos untuk menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi hara yang diperlukan oleh tanaman.

Sebaiknya kompos yang digunakan adalah kompos yang terbuat dari sampah dapur dan sampah rumah tangga. Tujuannya adalah untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan, minimalnya yang ada di sekitar kita, dari permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah. Disamping itu, untuk menghemat biaya dalam pengadaan kompos. Cara pembuatan kompos pernah dibahas pada artikel Pupuk Organik.

Penanaman 

Seminggu sebelum tanam, media disiram dengan dua gelas MOL Keong Mas secara merata. Sebelum disiramkan, MOL harus dicampur air terlebih dahulu dengan dosis dua gelas MOL ditambah satu ember air (kira-kira 10 liter). Begitu juga sehari sebelum tanam, media harus disiram lagi menggunakan MOL dengan dosis yang sama, tetapi dalam penyiraman cukup segelas saja.  Bibit yang ditanam hanya bibit yang sudah memiliki minimal empat daun sempurna, sehat dan pertumbuhannya bagus. Proses penanamannya adalah: 

  1. Buat lubang persis di tengah-tengah media, kira-kira lebih besar sedikit dari ukuran media bibit. 
  2. Buka plastik bibit dengan cara merobeknya. Saat merobek plastik harus berhati-hati jangan sampai merusak media dan mengakibatkan banyak akar yang terputus. 
  3. Masukan bibit ke lubang yang telah dibuat. 
  4. Tutup media bibit dengan media bekas pembuatan lubang, lalu ratakan. 
  5. Siram media tanam dengan air biasa sampai kebas. 

Apabila cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang yang ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit yang baru ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.

Perawatan Tanaman 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tanaman adalah: 

  1. Penyiraman dilakukan secara rutin, setiap pagi dan sore hari. Kegiatan ini tidak perlu dilakukan apabila cuaca hujan atau tanaman dikocor dengan MOL. 
  2. Mulai umur 7 hari sampai keluar bunga tanaman dikocor menggunakan MOL Keong Mas dengan dosis dua gelas/ember air. Setiap tanaman cukup diberi satu gelas dan diulang seminggu sekali. 
  3. Sejak tanaman berbunga sampai habis masa panen pengocoran tanaman menggunakan MOL Rebung Bambu dengan dosis dan cara pengaplikasian sama seperti di atas. Mengenai pembuatan MOL diuraikan di bawah. 
  4. Penyemprotan menggunakan Effective Microorganisme (EM) atau bisa juga dengan cairan MOL tadi setiap lima hari sekali dengan dosis dua sdm/liter air. 
  5. Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama. 
  6. Pencabutan tanaman liar atau rumput yang tumbuh di media tanam sekaligus dengan mengemburkan medianya. 
  7. Jika terjadi tanda-tanda serangan hama atau penyakit, untuk menanggulanginya, lakukan dengan menyemprotkan pestisida organik.

Panen

Umur panen cabai biasanya 70‐90 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabai sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabai dipanen bila buah sudah menjadi merah semua. Setelah panen pertama, setiap 3‐4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin. Tanaman cabai dapat dipanen terus‐menerus hingga berumur 6‐7 bulan. Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau). Pemetikan dilakukan dengan hati‐hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panen saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh