Jumat, 13 Januari 2012

Budidaya Jamur Merang

JAMUR, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sekitar sejak tiga ribu tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.

Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an. Sebenarnya Jamur merang tidak kalah populer dengan Jamur Tiram. Jamur Merang telah banyak di konsumsi sebagian besar warga indonesia. memang jamur merang perospeknya kurang begitu menguntungkan dinadingkan dengan Budidaya Jamur tiram yang telah banyak dibudidayakan oleh banyak kalangan. Dengan sedikitnya para pembudidaya jamur merang ini tidak ada salahnya kita mencoba membudidayakannya, sebagai peluang usaha yang menguntungkan. Karena sekarang ini telah banyak di temuai berbagai jenis makanan yang dihasilkan dari jamur merang. Sebut saja sate jamur, jamur goreng tepung, sup jamur, pepes jamur, keripik jamur, dan banyak jenis makanan olahan lain dari jamur, kini menjadi daftar menu utama di restoran-restoran yang menyediakan menu khusus vegetarian. Di restoran dan rumah makan umum pun, menu serbajamur kini semakin banyak ditemui. 

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Budidaya Jamur Merang (Jamur Jerami) merupakan serangkaian kegiatan, mulai dari seleksi kultur jamur, kompos, pemeliharaan atau perawatan pertumbuhan, dan pemanenan. 

Gambaran dasar dan hal yang harus disiapkan sebelum Berbudidaya Jamur Merang.

  1. Lahan harus pasti cukup luas (untuk satu kubung tempat penanaman perlu +/- lahan 5×12 m)
  2. kapasitas satu kubung untuk satu siklus tanam (+/-) satu bulan antara 300 s.d. 400 kg jamur. Idealnya kalau kita pingin panen tidak terputus dan tenaga kerja bisa efisien kita harus memiliki paling tidak 6 s.d 8 kubung.
  3. Lokasi harus dekat dengan bahan baku, terutama Merang/ jerami / batang padi sisa panen padi
  4. Sumber air harus cukup bagus.
  5. Diusahakan jauh dari pemukiman warga, karena ada bau tidak sedap diantara proses vermentasi/ pembusukan jerami/merang.
  6. Untuk proses sterilisasi dan penguapan ruang sebelum penyebaran bibit, saat itu saya menghabiskan rata-rata 120 liter minyak tanah dalam waktu +/- 12 Jam
  7. Bahan baku lain yang harus diperhatikan limbah kapuk kapas (bukan kapas sintetis) karena konsumsinya cukup banyak juga setiap siklusnya.

I. Pembuatan Kumbung

A. Penentuan Lokasi :

Sketsa Kumbung Jamur Merang


  1. Sumber jerami
  2. Sumber air
  3. Jalan

B. Persyaratan Kumbung :

  • Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
  • Dinding luar menggunakan sterofoam.
  • Kumbung lebih baik ditempat

C.    Perbedaan kumbung :

  • Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah.
  • Kumbung atas datar: uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak

II. Media 

1.    Jerami
2.    Kapur CaCO3
3.    Dedak
4.    Limbah kapas

a)   Jerami mengandung :

  • Lignin
  • Selulosa
  • Silicca

b)   Alternatif jerami   :

  • Alang-alang
  • Eceng gondok
  • Batang jagung
  • Kelaras pisang

c)    Alternatif limbah kapas :

  • Hampas sagu
  • Hampas tahu
  • Hampas tempe
  • Hampas kapuk 

III. Pembuatan Kompos

  1. Lapisan atas               : kompos kapas
  2. Lapisan bawah           : kompos jerami

IV. Memasukkan Kompos

  1. ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
  2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
  3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam. 
  4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.

V. Pasteurisasi / Steam

  1. Lantai kumbung dibersihkan.
  2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
  3. Semua ruang tertutup.
  4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
  5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam 
  6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.

Catatan:

  • bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.
  • ila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja. 

Cara Pembibitan Jamur Merang:

  1. Cari jamur payung di peranian bibit jamur merang
  2. Iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
  3. Aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
  4. Setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.

VI. Penanaman Bibit

  1. pH diusahakan mencapai 7 / netral.
  2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
  3. Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
  4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
  5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
  6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang danditanami bibit.

Penebaran Bibit Jamur

  1. Hari I      : penanaman dilakukan sore hari.
  2. Hari II      : pertumbuhan miselium diperhatikan.
  3. Hari III     : -  Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
    -  Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
    -  Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
  4. Hari IV     : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
  5. Hari V     : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
  6. Hari VI     : jendela di buka 30 °.
  7. Hari VII    : jendela di buka 45°.
  8. Hari VIII   : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
  9. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.

VII. Pemeliharaan Media Budidaya

Jamur berumur 7 hari setelah tanam

  1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam.  Untuk mengubah masa vegetatif menjadi     masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.
  2. Temperatur ruangan 34-36°C.
  3. Temperatur media 34- 38°C.
  4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau  lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia, tumbuh  antara hari ke V – VIII.

VIII. Panen

1.   Ciri jamur siap tanam :

  • Bila masih ada tonjolan    , panen dilakukan keesokan harinya.
  • Bila bulat sudah merata    , jamur siap panen.

2.   Cara panen jamur :

  • Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan.
  • Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
  • Media tidak boleh terangkat.

3.  Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):

  • Pasteurisasi tidak matang
  • Dedak tidak matang

4.  Penyebab jamur pecah :

  • Suhu terlalu tinggi
  • Terlambat waktu panen.