Rabu, 21 Desember 2011

Budidaya Tanaman Sirsak

Sirsaknangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata L.) adalah tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di berbagai daerah

Indonesia dikenal sebagai nangka sebrangnangka landa (Jawa), nangka walandasirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa(Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung). Penyebutan "belanda" dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti "kantung asam") didatangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa.

Tanaman ini ditanam secara komersial untuk diambil daging buahnya. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup berair. Nama sirsak sendiei berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang berarti kantung yang asam.

Tanaman ini ditanam secara komersial atau sambilan untuk diambil buahnya. Pohon sirsak bisa mencapai tinggi 9 meter. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut.

Buah sirsak bukan buah sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30cm dengan berat mencapai 2,5 kg. Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakan untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung banyak karbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Bijinya beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya.

Sirsak tergolong buah yang tidak mengenal musim. Terlebih kalau tanaman ini tumbuh di lokasi yang terkena sinar matahari penuh, dengan air tanah dangkal, pada ketinggian dataran menengah. Dalam kondisi optimal seperti ini, pada satu batang tanaman sirsak akan dijumpai mulai dari bunga, buah muda sampai ke buah tua yang siap petik. Dengan sifatnya yang mampu berbuah tanpa musim, sirsak cocok untuk dikebunkan sebagai obyek wisata agro, maupun sebagai bahan industri konsentrat buah. Meskipun mampu berbuah tanpa musim, namun kualitas buah yang dihasilkan pada musim kemarau, akan selalu lebih baik dibanding dengan buah yang dihasilkan pada musim penghujan.

Tanaman sirsak di kebun rakyat, selama ini tidak pernah dipelihara sebagaimana mestinya. Tanaman tidak pernah dipupuk, dan apabila terkena serangan hama serta penyakit juga tidak pernah ditanggulangi. Dengan pemberian NPK secara rutin, dengan dosis 0,25 kg per tanaman per tahun, kuantitas serta kualitas buah akan meningkat. Demikian pula apabila dilakukan penanggulangan hama dan penyakit tanaman. Semut hitam yang potensial mendatangkan kutu daun serta embun jelaga, harus dibasmi dengan insektisida kontak. Demikian pula dengan penggerak batang yang harus dibasmi dengan insektisida sistemik. Ulat kupu-kupu gajah, cukup ditanggulangai secara manual dengan mengambilnya satu per satu.

Prospek berkebun sirsak cukup baik. Harga sirsak tidak pernah jatuh. Meskipun juga tidak pernah melambung tinggi. Dengan tetap stabilnya harga, komoditas sirsak cukup bisa diandalkan dari resiko kerugian akibat harga jatuh. Dewasa ini, di pasar swalayan di kota-kota besar, sudah mulai dijajakan buah sirsak. Meskipun kontinuitas keberadaannya masih sering terganggu. Fluktuasi keberadaan sirsak di pasar swalayan ini, sama dengan fluktuasi keberadaannya di restoran yang menyajikan jus sirsak. Kadang hari ini ada, besoknya sudah kehabisan stok dan sulit mencari pasokan.



SUMBER @ http://mangtolib.blogspot.com