Rabu, 28 Desember 2011

Budidaya Tanaman Kacang Tanah

Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.

SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim

  1. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
  2. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
  3. Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
  4. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2.2. Media Tanam

  1. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
  2. pH antara 6,0-6,5.
  3. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
  4. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

2.3. Ketinggian Tempat

Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.


Cara  budidaya atau tehnis bertanam kacang tanah adalah sebagai berikut ini :



PEMBIBITAN

Persyaratan Benih

Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:

  1. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
  2. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
  3. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
  4. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
  5. Kadar air benih berkisar 9-12 %.

Penyiapan Benih

Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.

Varietas unggul yang dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Kidang, Tapir. Varietas-varietas ini tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun.


PENGOLAHAN MEDIA TANAM

Persiapan dan Pembukaan lahan

Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.

Pembentukan Bedengan 

Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.

Pengapuran

Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.

Pemberian Pupuk Makro

Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:

  1. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
  2. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.

Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.



TEKNIK PENANAMAN

Penentuan Pola Tanam

Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.

Cara Penanaman kacang tanah

Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).



PEMELIHARAAN TANAMAN KACANG TANAH

Penyulaman

Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.

Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.

Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.

Pemeliharaan Lain

Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).



HAMA DAN PENYAKIT KACANG TANAH

Hama

  1. Uret 
    Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
  2. Ulat Penggulung Daun
    Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
  3. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
    Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
  4. Ulat Jengkal (Plusia sp)
    Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
  5. Kumbang Daun
    Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.

Penyakit

  1. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
    Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
  2. Penyakit sapu setan
    Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
  3. Penyakit Bercak Daun
    Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
  4. Penyakit Gapong
    Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
  5. Penyakit Sclerotium
    Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
  6. Penyakit Karat
    Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.


PANEN

Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:

  1. Batang mulai mengeras.
  2. Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
  3. Warna polong coklat kehitam-hitaman.



Analisa Ekonomi Kacang Tanah (Hasil Studi Kasus) 

Produksi yang dicapai dari hasil penerapan teknologi anjuran budidaya kacang tanah tanpa oleh tanah setelah padi sawah yang dilaksanakan pada MK II tahun 1995 di lahan Kelompok Tani Pancor Tunas Urip, Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah mencapai rata-rata 3,2 ton polong kering per hektar dengan analisa biaya dan keuntungan sebagai berikut:

Biaya Produksi per Hektar:

Benih 200 kg @ Rp. 1.200,- ___________________________________ = Rp. 240.000,-

Pupuk:

Urea 50 kg @ Rp. 260,- ___________________________________ = Rp.   13.000,-
SP-36, 112,3 kg @ Rp. 420,- ___________________________________ = Rp.   47.250,-
KCl 50 kg @ Rp. 420,- ___________________________________  = Rp.   21.000,-
Pembuatan saluran drainase 20 HKSP @ Rp. 2000 ___________________________________ = Rp.   40.000,-
Penanaman 23 HKSP @ Rp. 2000 ___________________________________ = Rp.   40.000,-
Pemupukan 4 HKSP @ Rp. 2000,- ___________________________________ = Rp.     8.000,-
Penyiangan I + II, 40 HKSP @ Rp. 2000,- ___________________________________ = Rp.    80.000,-
Panen dan prosesing 75 HKSP @ Rp. 2000,- ___________________________________ = Rp.  150.000,-
Jumlah (1) ___________________________________ = Rp. 645.250,-


Biaya Tetap:

Sewa tanah ___________________________________  = Rp. 450.000,-
Iuran, pajak, penyusutan, bunga dan lain-lain ___________________________________ = Rp. 143.295,-
Jumlah (2) ___________________________________ = Rp. 593.295,-
Total biaya (1 + 2) ___________________________________ = Rp. 1.238.545
Nilai produksi (3.200 kg x Rp. 1.100) ___________________________________ = Rp. 3.520.000,-
Pendapatan bersih usahatani (nilai produksi dikurangi biaya produksi) ___________________________________ = Rp. 2.281.455,-

B/C ratio  = 2,84