This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 13 Januari 2012

Budidaya Jamur Tiram Putih

Budidaya Jamur Tiram Putih menjadi bisnis produksi jamur yang semakin bagus prospeknya dan sangat menjanjikan. Jamur tiram putih besar sekali manfaatnya untuk kesehatan dan juga dapat di masak dengan berbagai menu masakan yang nikmat.  Budidaya jamur tiram putih sangat menjanjikan sebab cara budidayanya tidak sulit dan permintaan pasar terhadap jamur tiram putih sangat besar.

Trik Budidaya Jamur Tiram Putih adalah dengan melengkapi segala keperluannya. Bahan-bahan dan alat yang diperlukan adalah :

A. Bahan-bahan

  • Bibit jamur harus yang berkualitas.
  • Bekatul.
  • Air bersih untuk membasahi bekatul.
  • Kapur dolomite untuk mengatur PH.
  • Tepung jagung.
  • Kapas.
  • Serbuk gergaji ( serguk gergaji kayu yang homogen bukan heterogen ) dan hindari   serbuk kayu yang bergetah.
  • Bag Log

B. Alat-alat :

  • Kumbung jamur atau ruangan khusus untuk mengatur suhu panas dan dingin.
  • Rak Jamur.
  • Alat pengepres untuk pemadatan campuran media.
  • Alat pengaduk bibit ( Spatula ).

Cara budidaya jamur tiram putih :

1. Media

  • Serbuk gergaji ditambahkan air dengan kelembaban kira-kira 50 – 65%.
  • Apabila dicampur dengan tepung jagung maka kompsisinya adalah tepung jagung (   10% ), bekatul ( 10% ), dan serbuk gergaji ( 80% ). Apabila tanpa tepung jagung maka   serbuk gergajinya 15% dan 85%.
  • Campur dengan macam-macam media sampai rata.
  • Kasih kapur dolomite hingga PH menjadi netral atau 7.

2. Pengemasan Media

  • Masukkan dalam plastik bahan-bahan media yang sudah tercampur dengan rata.
  • Media kemudian dipres dengan rapat namun pada mulut pastiknya di beri cincin yang   fungsinya untuk memasukkan bibit jamur nantinya.
  • Tutup ujung media dengan kapas agar tak terkena uap.

3. Seterilisasi

Trik budidaya jamur tiram tak lepas dengan yang namanya sterilisasi media. Sebab media yang di gunakan harus bersih dari microbia pathogen seperti bakteri dan jamur.

Berikut ini trik seterilisasi media :

  • Masukkan dulu sepatula yang akan di gunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak   merepotkan saat seterilisasi alat.
  • Sepatula sebaiknya di bungukus dengan plastik dan di tutup agar lebih aman.
  • Masukkan dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi.
  • Panaskan media hingga suhunya mencapi 90 derajat dan bisarkan selama 8 sampai   9 jam.
  • Biarkan drum tetap tertutup untuk menghindari penguapan air pada tepi plastik.

4. Inokulasi Bibit Jamur

  • Cuci tangan dengan sabun anti kuman dan semprot dengan alkohol 70% untuk meminimalisir kontaminan.
  • Angkat dan keluarkan sepatula dari plastik.
  • Buka tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril.
  • Buka kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan   kapas.
  • Pasang kembali tutup media.
  • Bibit siap di inkubasi.

5. Cara Inkubasi

  • Letakkan media yang sudah di beri  bibit pada rak pentimpanan.
  • Lama inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.

6. Pemeliharaan

  • Selama masa pemeliharaan penutup baglog sebaiknya sedikit di buka.
  • Usahan ventilias udaranya lancar agar dapat mensuplai oksigen dengan baik.
  • Lakukan penyiraman setiap hari terutama pada saat tengah hari untuk   mempertahankan kelembaban udara.

7. Panen

Jamur tira putih sudah bisa di panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar.

Dalam budidaya jamur tiram putih yang perlu di perhatikan adalah kelembaban. namun semakin lembab lingkungannya semakin meicu terjadinya kontaminan. Oleh sebab itu jika budidaya jamur tiram putih dilakukan di tempat yang lembab sebainya kadar nutrisinya dikurangi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyakit.



Budidaya Jamur Merang

JAMUR, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sekitar sejak tiga ribu tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.

Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an. Sebenarnya Jamur merang tidak kalah populer dengan Jamur Tiram. Jamur Merang telah banyak di konsumsi sebagian besar warga indonesia. memang jamur merang perospeknya kurang begitu menguntungkan dinadingkan dengan Budidaya Jamur tiram yang telah banyak dibudidayakan oleh banyak kalangan. Dengan sedikitnya para pembudidaya jamur merang ini tidak ada salahnya kita mencoba membudidayakannya, sebagai peluang usaha yang menguntungkan. Karena sekarang ini telah banyak di temuai berbagai jenis makanan yang dihasilkan dari jamur merang. Sebut saja sate jamur, jamur goreng tepung, sup jamur, pepes jamur, keripik jamur, dan banyak jenis makanan olahan lain dari jamur, kini menjadi daftar menu utama di restoran-restoran yang menyediakan menu khusus vegetarian. Di restoran dan rumah makan umum pun, menu serbajamur kini semakin banyak ditemui. 

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Budidaya Jamur Merang (Jamur Jerami) merupakan serangkaian kegiatan, mulai dari seleksi kultur jamur, kompos, pemeliharaan atau perawatan pertumbuhan, dan pemanenan. 

Gambaran dasar dan hal yang harus disiapkan sebelum Berbudidaya Jamur Merang.

  1. Lahan harus pasti cukup luas (untuk satu kubung tempat penanaman perlu +/- lahan 5×12 m)
  2. kapasitas satu kubung untuk satu siklus tanam (+/-) satu bulan antara 300 s.d. 400 kg jamur. Idealnya kalau kita pingin panen tidak terputus dan tenaga kerja bisa efisien kita harus memiliki paling tidak 6 s.d 8 kubung.
  3. Lokasi harus dekat dengan bahan baku, terutama Merang/ jerami / batang padi sisa panen padi
  4. Sumber air harus cukup bagus.
  5. Diusahakan jauh dari pemukiman warga, karena ada bau tidak sedap diantara proses vermentasi/ pembusukan jerami/merang.
  6. Untuk proses sterilisasi dan penguapan ruang sebelum penyebaran bibit, saat itu saya menghabiskan rata-rata 120 liter minyak tanah dalam waktu +/- 12 Jam
  7. Bahan baku lain yang harus diperhatikan limbah kapuk kapas (bukan kapas sintetis) karena konsumsinya cukup banyak juga setiap siklusnya.

I. Pembuatan Kumbung

A. Penentuan Lokasi :

Sketsa Kumbung Jamur Merang


  1. Sumber jerami
  2. Sumber air
  3. Jalan

B. Persyaratan Kumbung :

  • Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
  • Dinding luar menggunakan sterofoam.
  • Kumbung lebih baik ditempat

C.    Perbedaan kumbung :

  • Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah.
  • Kumbung atas datar: uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak

II. Media 

1.    Jerami
2.    Kapur CaCO3
3.    Dedak
4.    Limbah kapas

a)   Jerami mengandung :

  • Lignin
  • Selulosa
  • Silicca

b)   Alternatif jerami   :

  • Alang-alang
  • Eceng gondok
  • Batang jagung
  • Kelaras pisang

c)    Alternatif limbah kapas :

  • Hampas sagu
  • Hampas tahu
  • Hampas tempe
  • Hampas kapuk 

III. Pembuatan Kompos

  1. Lapisan atas               : kompos kapas
  2. Lapisan bawah           : kompos jerami

IV. Memasukkan Kompos

  1. ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
  2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
  3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam. 
  4. Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.

V. Pasteurisasi / Steam

  1. Lantai kumbung dibersihkan.
  2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
  3. Semua ruang tertutup.
  4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
  5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam 
  6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.

Catatan:

  • bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.
  • ila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja. 

Cara Pembibitan Jamur Merang:

  1. Cari jamur payung di peranian bibit jamur merang
  2. Iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
  3. Aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
  4. Setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.

VI. Penanaman Bibit

  1. pH diusahakan mencapai 7 / netral.
  2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
  3. Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
  4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
  5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
  6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang danditanami bibit.

Penebaran Bibit Jamur

  1. Hari I      : penanaman dilakukan sore hari.
  2. Hari II      : pertumbuhan miselium diperhatikan.
  3. Hari III     : -  Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
    -  Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
    -  Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
  4. Hari IV     : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
  5. Hari V     : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
  6. Hari VI     : jendela di buka 30 °.
  7. Hari VII    : jendela di buka 45°.
  8. Hari VIII   : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
  9. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.

VII. Pemeliharaan Media Budidaya

Jamur berumur 7 hari setelah tanam

  1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam.  Untuk mengubah masa vegetatif menjadi     masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.
  2. Temperatur ruangan 34-36°C.
  3. Temperatur media 34- 38°C.
  4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau  lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia, tumbuh  antara hari ke V – VIII.

VIII. Panen

1.   Ciri jamur siap tanam :

  • Bila masih ada tonjolan    , panen dilakukan keesokan harinya.
  • Bila bulat sudah merata    , jamur siap panen.

2.   Cara panen jamur :

  • Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan.
  • Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
  • Media tidak boleh terangkat.

3.  Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):

  • Pasteurisasi tidak matang
  • Dedak tidak matang

4.  Penyebab jamur pecah :

  • Suhu terlalu tinggi
  • Terlambat waktu panen.


Kamis, 12 Januari 2012

Budidaya Ternak Kodok

Budidaya kodok telah dilakukan di beberapa negara, baik negara beriklim panas maupun beriklim 4 musim. Tercatat negara-negara Eropa yang telah membudidayakan kodok antara lain : Prancis, Belanda, Belgia, Albania, Rumania, Jerman Barat, Inggris, Denmark dan Yunani, Amerika Serikat dan Meksiko. Sedangkan di Asia, Cina, Bangladesh, Indonesia, Turki, India dan Hongkong yang telah membudidayakan kodok.

Sejarah kodok tidak diketahui asalnya, karena hampir ditemukan di manamana, karena kemampuannya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Kodok yang banyak dibudidayakan di Indonesia (Rana catesbeiana ) berasal dari Taiwan, kendati kodok itu semula berasal dari Amerika Selatan.

2. SENTRA PETERNAKAN

Mulanya uji coba budidaya kodok dilakukan di Klaten (Balai bibit ikan), yang kemudian meluas ke Jawa tengah. Di Jawa Barat pembudidayaan kodok banyak ditemui di daerah pesisir Utara, disamping membudidayakan kodok masyarakat pesisir Utara juga menangkap dari alam. Kemudian di Sumatera Barat dan Bali juga merupakan sentra pembudidayaan kodok.

3. J E N I S

Kodok tergolong dalam ordo Anura, yaitu golongan amfibi tanpa ekor. Pada ordo Anura terdapat lebih dari 250 genus yang terdiri dari 2600 spesies.  Terdapat 4 jenis kodok asli Indonesia yang di konsumsi oleh masyarakat kita yaitu:

  1. Rana Macrodon (kodok hijau), yang berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan dan tumbuh mencapai 15 cm.
  2. Rana Cancrivora (kodok sawah ), hidup di sawah-sawah dan badannya dapat mencapai 10 cm, badan berbercak coklat dibadannya.
  3. Rana Limnocharis (kodok rawa), mempunyai daging yang rasanya paling enak, ukurannya hanya 8 cm.
  4. Rana Musholini (kodok batu/raksasa). Hanya terdapat di Sumatera, terutama Sumatera Barat. mencapai berat 1.5 kg. Dan panjang mencapai 22 cm.

4. MANFAAT

Daging kodok adalah sumber protein hewani yang tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yang tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai untuk ransum binatang ternak, seperti itik dan ayam. Kulit kodok yang telah terlepas dari badannya bisa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok yang sudah terpisah dapat diambil kelenjar hipofisanya dan dimanfaatkan untuk merangsang kodok dalam pembuahan buatan. Daging kodok dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.

5. PERSYARATAN LOKASI

  1. Ketinggian lokasi yang ideal untuk budidaya kodok adalah 1600 dpl.
  2. Tanah tidak terlalu miring namun dan tidak terlalu datar, kemiringan ideal 1- 5%, artinya dalam jarak 100 m jarak kemiringan antara ujung-ujungnya 1-5 m.
  3. Air yang jernih atau sedikit tercampur lumpur tersedia sepanjang masa. Air yang jernih akan memperlancar proses penetasan telur.
  4. Kodok bisa hidup di air yang bersuhu 2–35 drajat C. Suhu saat penetasan telur ialah anata 24–27 derajat C, dengan kelembaban 60–65%.
  5. Air mengandung oksigen sekitar 5-6 ppm, atau minimum 3 ppm. Karbondioksida terlarut tidak lebih dari 25 ppm.
  6. Dekat dengan sumber air dan diusahakan air bisa masuk dan keluar dengan lancar dan bebas dari kekeringan dan kebanjiran.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1.  Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Kolam

Dalam proses pembuatan kolam, tidak boleh hanya menggali atau menimbun saja melainkan harus menggabungkan keduanya sehingga akan mendapatkan bentuk dan konstruksi kolam yang ideal.

Untuk memasukkan air ke dalam kolam diperlukan saluran yang konstruksinya dibuat dari pasangan bata merah atau batako yang diperkuat dengan semen dan pasir. Bentuk dari saluran ini biasanya trapesium terbalik dan pada beberapa tempat pemasukan air ke kolam dibuat kobakan kecil untuk menjebak air agar mudah masuk kedalam kolam-kolam.

Kolam yang diperlukan antara lain: kolam perawatan kodok, kolam penampungan induk sebelum dikawinkan, kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam perawatan kecebong, kolam pembesaran percil dan kolam pembesaran kodok remaja. Kebutuhan kolam ini masih ditambah dengan kolam pemeliharaan calon induk.

  1. Kolam Perawatan Kodok
    Luasnya 15 meter persegi dengan ukuran 3 x 5 m, yang terdiri dari dinding tembok 0,40 m dan dinding kawat plastik setinggi 1 m, lantainya terbuat dari semen dan bata yang terdiri dari 2/3 bagian kolam terisi air setinggi 10-15 cm dan 1/3 bagian kering.
  2. Kolam Pemijahan.
    Kolam dibuat dari semen dan diatasnya dinding kawat plastik. Kedalaman air di kolam ini sekitar 0,30–0,40 m dan ditengahnya dibuatkan daratan. Padat pemeliharaan 15 ekor setiap meter perseginya, dengan perbandingan tiga betina dan satu jantan. Supaya lebih nyaman, sebaiknya lantai daratan tengah tidak berlumpur, dan kolam ditanami enceng gondok. Sediakan makanan berupa ikan kecil, ketam dan bekicot Masa kawin ditandai dengan suara merdu. Tak lama kemudian, telur mereka mengambang di air kolam dan segera dipindahkan ke kolam penetasan.
  3. Kolam Penetasan
    Kolam penetasan dibuat beberapa buah, dari tembok dengan air sedalam 30 cm dan air mengalir atau diberi aerasi yang luas. Luas kolam seluruhnya 10 m2 .
  4. Kolam Kecebong
    Terdiri dari beberapa kolam yang masing-masing luasnya berkisar anta 5 m2–6 m2, dengan dasar lantai terbuat dari semen.
  5. Kolam Kodok Muda
    Di kolam ini kodok yang dipelihara berumur kurang dari 2 bulan. Dibuat beberapa buah dengan masing-masing luasnya 15 m2, dengan dinding tembok dan kawat. Lantai miring dengan daerah air 1/3 bagian dengan kedalaman 15–35 Cm.
  6. Kolam Kodok Dewasa.
    Pada kolam ini kodok sudah berusia antara 2–6 bulan. Kolam yang diperlukan terdiri dari 2, dengan masing masing luas kira–kira 20 m2 , dengan konstruksi dasar dan dinidng tembok dan kawat. Kedalaman air yang diperlukan antara 30–40 Cm.

2) Mempersiapkan Kolam Produksi

Bila lantai dasar kolam terbuat dari tanah, dasar kolam diolah dan dicangkulcangkul dan ditebari pupuk sampai dianggap siap huni. Kolam dibiarkan dulu tidak terpakai selama sebulan. Selama itu kolam dimasukkan air, didiamkan dan dikeluarkan berulang-ulang. Persiapkan alat-alat untuk membuat hujan buatan, baik dari drum bekas maupun dengan menggunakan springkel karena untuk proses perkawinan kodok biasanya terjadi pada masa penghujan.

Sebaiknya kolam ditanami teratai, eceng gondok, genjer dan ganggang yang berfungsi untuk tempat biang kodok bercumbu rayu dan menempelkan telurnya serta meningkatkan kualitas air kolam dan mempertinggi kandungan oksigen.

6.2. Pembibitan

Untuk pembudidayaan kodok yang banyak dicari adalah dari jenis kodok banteng Amerika (Bull frog), diamping rasanya enak juga beratnya bisa sampai 1,5 kg. Bisa juga jenis kodok batu dari Sumatera Barat yang sampai saat ini belum dibudidayakan secara optimal, karena masyarakat masih mengambilnya dari alam.

Adapun syarat ternak yang baik adalah bibit dipilih yang sehat dan matang kelamin. Sehat, tidak cacat, kaki tidak bengkok dan normal kedudukannya, serta gaya berenang seimbang. Pastikan kaki kodok tidak mengidap penyakit kaki merah ( red legs ).

1) Pemilihan Bibit Calon Induk

Pilihlah kodok yang sehat dan berukuran besar. Disamping itu perhatikan juga tanda-tanda kelamin sekundernya. Pisahkan induk berdasarkan jenis kelaminnya. Pemisahan dilakukan sekitar 1–2 hari dimaksudkan untuk lebih merangsang nafsu diantara mereka apabila saatnya mereka dipertemukan.

Untuk induk-induk yang hendak dikawinkan sebaiknya diberikan makanan cincangan daging bekicot yang masih segar dan makanan buatan lainnya.

2) Perawatan Bibit dan Calon Induk

Induk jantan dan betina berumur 4 bulan disuntik perangsang pertumbuhan Gonadotropin intramuskular dengan dosis 200-250 IU/ekor/bulan.

3)  Sistem Pemijahan

  1. Secara Alami
    Induk jantan dan betina yang telah dipisah selama 1-2 hari disatukan di kolam pemijahan. Ikan liar dapat mengganggu hasil pemijahan. Perhatikan agar telur kodok tidak ikut terbuang air pembuangan. Di sore atau pagi hari pada saat suhu mulai menurun, barulah kita perlu membantu kelancaran proses pemijahan, yaitu dengan membuat hujan buatan.
  2. Sistem Hipofisasi
    Cara mutakhir untuk memijahkan kodok adalah dengan cara sistem kawin suntik menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang kodok agar kawin sesuai waktu yang kita inginkan. Dengan sistem ini kita bisa mengintensifkan pembenihan, mengurangi kematian, merawat telur-telur kodok yang telah dibuahi dalam tempat tersendiri, memberi jaminan bahwa telur-telur akan terbuahi oleh sperma seluruhnya dan tidak memerlukan hujan buatan.

    Penyuntikan pada tubuh betina lazimnya pada punggung, rongga perut dan bagian kepala. cara penyuntikan pada rongga perut banyak dipilih.

4) Reproduksi dan Perkawinan

Kodok yang hendak disuntik ditampung pada akuarium yang diberi sedikit air dan ditutup dengan kawat kasa untuk memudahkan penangkapan. kodokkodok tersebut telah cukup umur dan dalam keadaan matang telur. Saat penyuntikan kodok dibalut dengan kain hapa agar tidak meronta.

Kodok yang telah disuntik kemudian dilepas dalam akuarium lain dan dipantau setiap jam. Setelah 12 jam, kodok tadi disuntik kembali agar mereka mampu bertelur seluruhnya. Setelah yang betina 2 kali disuntik dan menunjukkan akan bertelur, maka kita mempersiapkan testis dari induk jantan. Sperma dikeluarkan dari testis dengan cara memotongnya dengan jarum kecil yang tajam dan dimasukkan ke cawan petri yang sudah diisi dengan air kolam yang bersih. Setelah air dalam cawan menjadi keruh dan testis sudah kosong, maka cairan testis dibiarkan selama 10 menit dalam

6.3. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan kodok, Pertumbuhan dan kesehatan kodok terrgantung pada makanan dan kecocokan tempat tinggalnya. Kodok diberi makan 1 kali sehari, air di kolam diganti dan dibersihkan seminggu sekali.

  1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
    Telur yang sudah dibuahi, dipindahkan pada kolam penetasan. Kolam dibersihkan dari hama dan kotoran sebelum digunakan. Telur harus dipisahkan dari induknya sehingga telur tidak terganggu proses penetasannya dan tidak dimakan oleh induknya. Memindahkan telur jangan sampai pecah sarangnya atau lendirnya. Telur-telur akan menetas setelah 48–72 jam pada suhu air 24–27 derajat C. Bila sudah menetas dipelihara pada kolam yang sama selama 10 hari.
  2. Perawatan Ternak
    Kodok muda yang telah mengalami metamorphose ditempatkan pada kolam permanen. Pemasukan dan pengeluaran air harus diberi penyaring untuk menghindari hama dan mencegah kodok lepas ke peraiaran umum. Padat penebaran 50-100 ekor/m2. Bila kita memelihara jenis kodok banteng yang tidak suka makanan yang tidak bergerak, makanan harus diletakkan dibawah aliran air/pancuran. Setelah berumur 3 bulan, kodok diseleksi berdasarkan kaki belakang, kulit dan ukuran badannya. Jumlah yang di seleksi 20% dari total dan dipindahkan ke kolam calon induk, sedangkan sisanya tetap dipelihara sampai masa panen pada umur 4-5 bulan.

    Kodok dewasa (matang gonada) untuk bibit unggul, baik jantan maupun betina di suntik dengan kelenjar hiphopisa kodok sebanyak 1 dosis. Penyuntikan dilakukan 1 bulan sekali (bila memakai sistem hiphopisa) dan padat tanam sebanyak 20-25 ekor/m2.
  3. Pemberian Pakan
    Terdapat berbagai macam makanan yang dapat diberikan untuk kodok di kolam pembesaran persil maupun di kolam pembesaran kodok remaja. Makanan percil sampai kodok dewasa berupa cincangan daging bekicot,cincangan daging ikan, ulat, belatung, serangga, mie, bakso dan berbagai benih ikan serta ketam-ketaman kecil dan lainnya.

Dapat juga diberikan makanan buatan, dengan meramu makanan buatan kita bisa menyusun sesuai dengan tingkat umur kodok, yang terkadang sulit dilakukan apabila kita memberinya makanan yang langsung didapat dari alam. Dengan demikian maka problem yang sering dialami seperti ukuran makanan lebih besar dari lebar bukaan mulut kodok tidak perlu terjadi lagi.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya

Penyakit kodok umumnya disebabkan oleh serangan jamur dan bakteri. Paha kaki berwarna merah, luka dan kulit melepuh adalah penyakit yang menyerang kodok yang berumur 1-2 bulan, menular dan menyerang sistem saraf, sehingga akan mati dalam beberapa jam.

7.2. Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama

Bakteri bisa menyerang kecebong, gejalanya ekor luka dan berwarna putih. Penanggulangannya dengan memisahkan kecebong yang terserang, kolam dibersihkan dengan PK, dosis 0,05 gram/ liter 15 hari sekali, jangan memberikan makanan yang kandungan proteinnya melebihi dosis 10–15% karena perut kodok akan menjadi kembung. Pengobatan dengan antibiotika streptomisin/tetrasiklin, obat luar dengan penggunaan betadine, atau direndam dalam NaCl 0,15 gram/liter air selama 30 menit, diulang sampai 4 kali.

7.3. Pemberian Vaksinasi dan Obat

Pengobatan kaki merah dan bisul pada kodok, dengan memandikan kodok dalam larutan Nifurene 50–100 gram/m2 air, atau dengan suntikan teramisin 25 mg/kg, atau streptomycin 20 mg/kg berat kodok. Penyakit dubur keluar diobati dengan cara pisahkan dan istirahatkan 2–3 hari dan tidak diberi makan. Penyakit lainnya adalah dubur keluar (ambaien) pada percil (kodok muda). Untuk mengatasinya, populasi tidak boleh terlalu padat dan kolam harus bersih dan pemberian kadar kalori dalam makanan tidak boleh melebihi dosis 3400 cl/kg makanan.

8. P A N E N

8.1. Hasil Utama

Hasil utama yang dihasilkan adalah dagingnya

8.2. Hasil Tambahan

Sedangkan hasil tambahan yang dapat diperoleh adalah dengan mengolah limbah hasil pemotongan untuk dijadikan silase; dengan penambahan propionat dan asam formiat dengan jalan digiling bersama sama maka makanan untuk ternak ini tahan hingga 2 bulan pada suhu sedang. Hasil sampingan lainnya adalah dengan dijadikan tepung, dimana kandungan mineral dan proteinnya masih cukup tinggi untuk dijadikan bahan tambahan pakan ternak. Kodok yang tidak dijual/afkir dapat diambil hiphofisanya untuk proses pemijahan berikutnya.

8.3. Penangkapan

Sebelum disiangi, biasanya kodok-kodok tersebut ditempatkan pada penampungan. Tempat penampungan kodok bisa berupa kotak kayu atau bak semen yang drainasenya lancar.

9. PASCA PANEN

Proses penanganan pasca panen juga sangatlah mudah. Untuk menjaga agar kodok tetap hidup dan segar, maka kita bisa menggunakan karung goni atau tas kain yang dibasahi. Pengangkutan paling aman dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Apabila pengangkutan dilakukan untuk jarak jauh maka perlu dibuatkan kotak kayu yang didesain secara khusus, dan kapasitasnya disesuaikan dengan besarnya kotak kayu tersebut.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Analisis Usaha Budidaya

Gambaran analisis ekonomi usaha budidaya kodok lembu (rana catesbeiana), untuk memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh dan untuk menghindari pos-pos yang tidak penting.

Adapun usaha pembenihan kodok skala kecil 200 M2 dengan anggapan sebagai berikut:

  1. Luas Tanah : 200 m2
  2. Luas Kolam : 125 m2
    - kolam penyimpanan induk: 9 m2- kolam induk jantan: 3m2
    - kolam induk betina: 3 m2
    - kolam pemijahan/perkawinan: 9 m2
    - kolam penetasan: 8 m2
    - kolam kecebong: 21 m2
    - kolam percil: 20 m2
    - kolam kodok dewasa: 30 m2
    - saluran air dan lainnya: 22 m2
  3. Jumlah Induk.
    - induk betina: 6 ekor, jantan: 4 ekor
    - induk yang dikawinkan: 3 betina 2 jantanr
    - telur yang dihasilkan sebanyak + 30,000 butir/pemijahan.
  4. Lama pemeliharaan: 5 bulan
  5. Frekuensi pemijahan: 3 kali / setahun
  6. Jenis makanan yang diberikan : cacing, belatung, anak ikan, cincangan bekicot, tepung dengan kadar protein + 35 %.

Sedangkan perkiraan analisis usaha ekonomi budidaya kodok sebagai berikut:

1) Modal investasi

a. pembangunan kolam/kandang 125 m2 _________________________ Rp. 2.500.000,-
b. alat-alat dan induk _________________________ Rp. 500.000,-

2) Modal kerja ( operasional )

a. Biaya tetap

- penyusutan bangunan ( 8 % ) _________________________ Rp. 200.000,-
- penyusutan peralatan ( 20 %) _________________________ Rp. 100.000,-
- bunga modal ( 18 %) _________________________ Rp. 540.000,-
- upah ( 1 orang setahun ) _________________________ Rp. 360.000,-

b. Biaya variabel

- pakan kodok 4.500 kg @ Rp. 250,- _________________________ Rp. 1.125.000,-
- pakan kecebong 200 kg 2 Rp. 400,- _________________________ Rp. 80.000,-
- perbaikan kandang ( 5% ) _________________________ Rp. 150.000,-
- sewa tanah _________________________ Rp. 35.000,-
- administrasi dan pemasaran _________________________ Rp. 200.000,-
- lain-lain _________________________ Rp. 292.500,-
Jumlah modal yang dibutuhkan _________________________ Rp. 6.082.500,-

3) Penjualan

a. Produksi percil 45.000 ekor * @ Rp. 100 _________________________ Rp. 4.500.000,-
b. Produksi kodok niaga** 2 x 1.500 @ Rp. 300 _________________________ Rp. 900.000,-
Jumlah pemasukan _________________________ Rp. 5.400.000,-

4) Biaya Operasional

a. Biaya tetap _________________________ Rp. 1.200.000,-
b. Biaya variabel _________________________ Rp. 1.882.500,-
Jumlah biaya operasional _________________________ Rp. 3.082.500,-

5) Pendapatan bersih sebelum pajak _________________________ Rp. 2.317.500,-

6) Pajak 15 % _________________________ Rp. 347.625,-

7) Pendapatan bersih _________________________ Rp. 1.969.875,-

8) P V _________________________ = 0,61

9) Break event point ( B.E.P ) _________________________ Rp. 1.843.317,90

10) BC _________________________ = 1,75

11) Waktu pengembalian kredit ( PPC ) _________________________ = 1.5 tahun 10.2. 

Gambaran Peluang Agribisnis

Kodok merupakan komoditi ekspor nonmigas yang cukup potensial. Sejak tahun 1969 Indonesia telah mengeskpor paha kodok ke berbagai negar. Bahkan Indonesia sebagai negara pengekspor paha kodok terbesar ketiga setelah India dan Bangladesh. Kini semakin langkanya kodok di alam akibat pemburuan besar-besaran sehingga semakin berkurangnya persediaan akan daging kodok. Hal ini menuntut diadakannya budidaya kodok secara intensif untuk menghasilkan daging kodok yang masih menjadi budidaya ekspor yang dapat memberikan keuntungan.



Budidaya Ternak Lebah Madu

Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana, A. Dorsata A. Florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis A. mellifera.

Menurut asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:

  1. Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, Cina maupun Jepang.
  2. Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan Italia serta di daerah sekitar Mediterania.
  3. Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah penyebaran sub tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
  4. Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon klanceng.

MANFAAT

Produk yang dihasilkan madu adalah:

  1. Madu sebagai produk utama berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi.
  2. Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan.
  3. Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obatobatan/ kepentingan farmasi.
  4. Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran.
  5. Propolis (perekat lebah) untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh virus influensa.

Keuntungan lain dari beternak lebah madu adalah membantu dalam proses penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat hasil yang lebih maksimal.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Dalam pembudidayaan lebah madu yang perlu dipersiapkan yaitu: Lokasi budidaya, kandang lebah modern (stup), pakaian kerja dan peralatan Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni.

Penyiapan Sarana dan Peralatan

Perkandangan

  1. Suhu Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.
  2. Ketahanan terhadap iklim Bahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca yang selalu berubah, kokoh dan tidak mudah hancur atau rusak.
  3. Konstruksi Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan framenya.

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.

Pembibitan

1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal. ratu A. cerana mampu bertelur 500- 900 butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari.

Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang tersedia tiga paket pembelian bibit lebah:

  1. paket lebah ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah pekerja.
  2. paket lebah terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah pekerja.
  3. paket keluarga inti terdiri dari 1 ratu dan 10.000 lebah pekerja lengkap dengan 3 sisiran sarang.

2) Perawatan Bibit dan Calon Induk

Lebah yang baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah disiapkan. Selama 6 hari lebah-lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan dan pemeliharaan rutin.

3) Sistem Pemuliabiakan

Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalahdengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan dalam sisiran. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul. Pemuliabiakan lebah ini telah berhasil dikembangkan oleh KUD Batu Kabupaten Malang.

4) Reproduksi dan Perkawinan

Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi berkembang lebah ratu sempurna dan berfungsi untuk reproduksi.

Proses Perkawinan terjadi diawali musim bunga. Ratu lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.

5) Proses Penetasan

Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa.

Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:

  1. Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir sarang.
  2. Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya.
  3. Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya.

Lebah madu merupakan serangga dengan 4 tingkatan kehidupan yaitu telur, larva, pupa dan serangga dewasa. Lama dalam setiap tingkatan punya perbedaan waktu yang bervariasi. Rata-rata waktu perkembangan lebah:

  1. Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, iatirahat 2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15 hari.
  2. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari, iatirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 21 hari.
  3. Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari, iatirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 24 hari.

Selama dalam periode larva, larva-larva dalam tabung akan makan madu dan tepung sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, kemudian larva menjadi kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak makan dan minum, di masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna lebah akan keluar sel menjadi lebah muda sesuai asal selnya.

Pemeliharaan

1) Sanitasi, Tindakan Preventif dan Perawatan

Pada pengelolaan lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa kotak yang biasa disebut stup. Di dalam stup terdapat ruang untuk beberapa frame atau sisiran. Dengan sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang pengganggu.

2) Pengontrolan Penyakit

Pengontrolan ini meliputi menyingkirkan lebah dan sisiran sarang abnormal serta menjaga kebersihan stup.

3) Pemberian Pakan

Cara pemberian pakan lebah adalah dengan menggembala lebah ke tempat di mana banyak bunga. Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada. Dalam penggembalaan yang perlu diperhatikan adalah :

  1. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidak aktif.
  2. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).
  3. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.
  4. Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu musim bunga.

Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis. Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya